
Pemprov Jawa Tengah menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk membantu pelaku UKM di tengah pandemi virus corona di Indonesia. Jika sebelumnya Pemprov Jawa Tengah mengeluarkan anggaran Rp 10 miliar, kali ini anggaran sebesar Rp 38 miliar dikeluarkan untuk membeli bahan pokok bagi ribuan UKM yang bergerak di bidang boga.
Penyerahan bantuan tahap pertama sebesar Rp 9 miliar kepada 3.691 UKM telah dilakukan. Bantuan tersebut diserahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara simbolis kepada tiga pelaku UKM di Tengaran, Kabupaten Semarang, Jumat (22/5).
Para pelaku UKM itu mendapat bantuan berbeda-beda sesuai kebutuhan dan jumlah produksi. Bantuan yang diberikan seperti tepung, gula, minyak, telur dan kebutuhan lainnya.
"Setelah jaring pengaman sosial (JPS) kami jalankan, secara paralel kami mulai menggerakkan jaring pengaman ekonomi (JPE). Mereka para pelaku UKM yang agak lesu, penjualan dan omset menurun akibat COVID-19 ini kita suntik dengan peralatan dan bantuan bahan baku agar menjadi modal mereka bisa berdagang lagi," kata Ganjar dalam keterangannya.
Ganjar pun menegaskan kondisi ini tidak boleh membuat para pelaku UKM mati. Ia berharap UKM tetap bertahan di tengah pandemi virus corona.
"Meski omsetnya tidak seperti sebelumnya, tapi harus tetap berjalan dan ada omsetnya. Mereka harus bisa bertahan hidup dan dapur tetap harus ngebul," tuturnya.
Setelah pemberian stimulus terhadap para pelaku UKM itu, Ganjar menerangkan sudah menyiapkan langkah selanjutnya. Pelatihan, penyediaan modal, serta kerja sama dengan e-commerce raksasa nasional diharapkan mampu membangkitkan UKM Jateng.
"Pelatihan akan terus kami genjot. Kamu juga sudah komunikasi dengan Gojek, Bukalapak, Blibli dan Tokopedia, bahkan Facebook untuk membantu. Mereka sudah menyatakan siap kerja sama dan membantu UKM Jateng agar bisa masuk cara bisnis baru yang serba digital," jelasnya.
Pemprov Jawa Tengah juga telah menyiapkan skema pembiayaan untuk membantu modal pelaku UKM. Bank Jateng dan BPR BKK sudah disiapkan agar bisa ikut membantu pembiayaan UKM.
"Termasuk dari Baznas dan lainnya bisa jadi modal. Hari ini Baznas membantu Rp 300 juta untuk 100 penerma manfaat. Ini bisa jadi modal, jadi tidak hanya mengandalkan APBD, tapi dari sumber lainnya," pungkasnya.
Bantuan tersebut disambut antusias oleh para pelaku UKM. Mereka yang mengalami kesulitan akibat COVID-19 mengaku terbantu dengan adanya bantuan ini.
"Pesanan sekarang menurun banyak. Biasanya pesanan nastar setiap Lebaran ini bisa tiga kwintal, sekarang menurun drastis," kata Sri Ambarwati (50), pelaku UKM kue basah di Tengaran.
Kondisi itu membuatnya kesulitan untuk berproduksi. Dengan suntikan bantuan bahan baku itu, diharapkan produksinya akan tetap berjalan.
"Alhamdulillah bisa mengurangi pengeluaran untuk pembelian bahan baku," tuturnya.
Hal senada disampaikan Sumani (46), pelaku UKM di bidang kue kering. Di tengah omset yang berkurang karena corona, bantuan bahan baku sangat membantu memperkecil pengeluaran.
"Puji Tuhan bantuan ini akan saya kembangkan untuk membuat kue dan dijual kepada pembeli. Mudah-mudahan jadi berkat," ucap perempuan yang menekuni bisnis kue sejak 15 tahun lalu itu.
*
sumber: kumparan.com 22 Mei 2020