
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali berkeliling ke tempat-tempat publik dalam rangka persiapan penerapan normal baru. Di gereja Katedral, Ganjar melihat belum ada persiapan khusus karena pelaksanaan ibadah di gereja itu selama covid-19 dilakukan secara daring.
"Selama ini kami melaksanakan ibadah secara live streaming. Kami laksanakan dua kali sehari, pagi dan sore," kata Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, Rabu (27/5). Uskup Rubiyatmoko juga menerangkan bahwa penerapan pembatasan peribadatan sudah ditetapkan sampai 31 Mei. Namun karena kondisi belum pasti, pembatasan peribadatan diperpanjang mulai 1 Juni sampai batas waktu yang belum ditentukan. "Kami perpanjang lagi pembatasan peribadatan sambil menunggu perkembangan. Kami mengikuti kebijakan pemerintah, kalau ada kebijakan baru kami tentu akan mendukung," terangnya. Uskup menambahkan, apabila nantinya ada kebijakan baru dan umat diperbolehkan beribadah di gereja lagi, standar protokol kesehatan akan diterapkan sesuai prosedur. Seperti pembatasan jemaat, pengaturan jarak saat beribadah, penyediaan tempat cuci tangan, kewajiban pakai masker.
Usai dari gereja, Ganjar juga mengunjungi Masjid Agung Kauman Semarang. Di tempat itu, Ganjar sudah melihat persiapan yang dilakukan takmir masjid. Takmir sudah membuat batas jamaah dengan menyilang lantai dengan solasi.
Di depan masjid, petugas keamanan juga siap dengan alat pengukur suhu tubuh. Setiap jamaah juga diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun atau handsanizer yang disiapkan di pintu masuk atau tempat wudhu. "Kami sudah siapkan sejak lama dengan membuat batasan-batasan jemaah. Kalau ada jamaah, kami hanya membuka satu akses masuk dan keluar dengan pengaturan jarak," kata Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang, KH Hanif Ismail. Hanif menerangkan, pembatasan jemaah juga sudah disiapkan di dalam. Jarak antara satu jemaah dengan jemaah lain dibuat lebih dari satu meter. "Kami juga sediakan hand sanitizer di pintu masuk, dan sabun di tempat wudhu," terangnya. Sementara itu, sekolah yang dikunjungi Ganjar ialah SMPN 7 Semarang. Di tempat itu, ia meminta guru untuk mempersiapkan apabila nantinya sekolah dibuka kembali. Meski tidak dalam waktu dekat, namun persiapan harus dihitung matang termasuk cara siswa masuk, pengaturan tempat duduk dan sebagainya. "Kota Semarang ini Pak Wali Kota masih memperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Namun, kita harus siap-siap, seandainya grafik turun, kan tidak bisa seperti membuka pintu air sehingga orang keluar seperti air bah," kata Ganjar.
Penetrasi awal lanjut dia harus dilakukan agar masyarakat terbiasa. Untuk itulah, dirinya berkeliling mengecek mal, perkantoran, bank dan hari ini sekolah serta tempat ibadah.
*
sumber: mediaindonesia.com 27 Mei 2020