
Para ASN di lingkungan Pemprov Jateng kini mulai masuk kerja dengan sistem new normal atau normal baru pada Jumat (5/6). Seluruh ASN masuk seperti biasa alias work from office (WFO) dengan penerapan ketat protokol kesehatan.
Menyambut para ASN ini, sejak pagi, petugas satpol PP Pemprov Jawa Tengah telah memisahkan pintu masuk dan keluar gedung. Setiap yang mau masuk akan “ditembak” keningnya dengan thermal gun. Petugas juga memastikan semuanya mengenakan masker dan harus dipakai selama bekerja.
Sebelum masuk gedung, setiap aparatur wajib mencuci tangan dengan hand sanitizer. Ketentuan protokol kesehatan ini juga untuk para tamu yang datang.
Seluruh ketentuan protokol kesehatan telah diketahui para ASN Jateng karena sebelumnya telah mendapat surat edaran dari Pejabat Sekretaris Daerah Herru Setiadhie. Selain mengenakan masker, para ASN wajib menjaga jarak saat bekerja dan menerapkan perilaku sehat di kantor.
Sekda juga mewajibkan pengaturan alat kantor. Seperti penempatan meja dan kursi dengan jarak minimal satu meter, memastikan kebersihan area kerja, pembersihan berkala pada handel pintu, tangga, lift, dan alat kantor bersama lainnya.
Untuk petugas bagian front office pada unit pelayanan publik, pemprov memberikan peralatan tambahan pada petugas dan area pelayanan. “Petugas wajib mengenakan sarung tangan, memasang sekat transparan atau tembus pandang, dan memasang petunjuk atau tanda antrean diserta petugas yang mengatur antrean itu,” kata Herru.
Surat Edaran Sekda juga mencakup penegakan disiplin. “Apabila terdapat pegawai yang melakukan pelanggaran dapat dikenakan sanksi sesuai aturan disiplin pegawai,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengawasi sendiri pelaksanaan new normal di ASN Pemprov. Ganjar nampak melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah ruangan, terutama di Gedung A Kantor Gubernuran.
Dalam sidak, Ganjar mengingatkan para ASN untuk menjaga jarak dalam bekerja dan tidak lupa selalu mengenakan masker. “Jendela itu lebih baik dibuka kalau pagi biar udaranya berganti, jangan pakai AC terus, buka jendelanya malah lebih sehat,” katanya.
*
sumber: kumparan.com, 6 Juni 2020